Minggu, 05 Agustus 2012 - 0 komentar

To Get Him In 10 Days

Sinopsis: Umi yang duduk di kelas 1 SMA jatuh cinta pada Ryu, teman sejak kecil sekaligus tetangga sebelah rumah. Agar bisa bertemu Ryu, tiap hari Umi datang ke rumahnya. Suatu hari Umi tahu bahwa Ryu akan masuk asrama cowok! Umi yang sangat ingin bersama Ryu akhirnya meminta tolong pada tantenya yang pengurus di asrama Ryu. Tantenya mengusulkan Umi menjadi wakilnya dalam mengurus asrama selama 10 hari.

Saat ngambil komik ini, aku GALAU … .”D!! aku mau papermint apa komik ini ya?? Akhirnya aku ngambil komik yang di tulis  Usami Tae ini. Apalagi ini ada cap best seller, heheheee….

Ada cerita lainnya…

Don’t Make Me Love

Hinata adalah anak dari keluarga Ayanomori, sifatnya tomboy dan dia berjanji akan merubahnya. Terlambat sekolah, seperti biasa ia memilih meloncati pagar. Saat itu Kira murid  pindahan melihatnya dan mulai tertarik pada Hinata. Kira meminta Hinata untuk menemaninya berkeliling sekolah. Dari hari ke hari Kira selalu mendekati Hinata, Hinata merasa tak suka dengan tingkah Kira. 3 teman sekolah Hinata merasa cemburu padanya.Tetapi, Kira selalu membela Hinata, sampai saat hujan tiba Kira memeluk Hinata dan terlihat oleh salah satu pelayan Hinata. Sesampainya di rumah, Hinata di marahai oleh ayahnya dan akan dijodohkan. Akhirnya, Hinata mengikuti perjodohan itu. Kira tiba-tiba datang dalam perjodohan itu. Dan yang akan dijodohkan memang Kira dan Hinata.

Don’t Be Populer

Ichiya dan Ami adalah sahabat dari kecil. 3 bulan statusnya telah berubah menjadi pacar. Setiap hari Ichiya lebih nempel sama cewek lain sampai-sampai Ami dibuat cemburu olehnya. Jika itu terjadi terus menerus, bangunan sekolah akan runtuh. Tapi, Ichiaya akan merasa senang dengan sikap Ami yang dia anggap lucu. Di Festival Sekolah, Ami akan mengajak Ichiya ke Pesta Pasangan. Ichiya juga menerima tawaran dari murid cewek lain, yang membuat Ami cemburu lagi. Akhirnya, Ichiya berkata jujur pada Ami bahwa dirinya merasa malu jika dekat dengan Ami. Memegang  tangan Ami,wajahnya sudah memerah.


- 0 komentar

Love Is In The Air

Sinopsis:Niina Tanba jatuh cinta pada kakak kelasnya, Yukito Hayashino, namanya. Walau cintanya ditolak, tapi Niina tak pernah putus asa mengejarnya. Makanya, supaya bisa bertemu dengan Kak Hayashino, Niina pun bertekad menyelesaikan sebuah permainan yang diberikan Hayashino. Permainan tersebut mengharuskan Niina menemukan dan memotret benda-benda yang sama seperti di foto yang dikirimkan Kak Hayashino melalui E-mail.

Komik yang di tulis Nanajima Kana ini beda juga dari yang lain. Cerita yang belum aku temuin di komikku lain. Komik ini aku beli Di Indomaret, karna kisah kakakku (Di 1/6 Jump!) jadi gak dibolehin ke Madiun. Ya mau apa lagi? Belum cukup umur, jadi ngikut aja deh sama orang tua…

Cerita lain di komik ini…

Lost First Love

Dihari pengumuman penerimaan murid SMA, Io Aisawa (16) mendapat pernyataan cinta dari Ouji Osawa (16) cowok yang disukai sahabatnya,Mimi. Ia menolak pernyataan cinta itu di depan Pohon Sakura yang sedang bermekaran. Sekarang, mereka satu sekolah dan kelas pula. Karena Ouji duduk di depan Aisawa,mereka pun jadi akrab. Sebulan kemudian, Ouji punya pacar,Sanae namanya. Perasaan Aisawa pun berubah pada Ouji. Aisawa mendapat nilai ulangan matematika di bawah 30 dan harus mengikuti remidi. Saat melewati pohon sakura tempat Ouji menyatakan cinta padanya, Aisawa jadi memikirkan saat itu mengapa ia menolak Ouji. Tiba-tiba Ouji datang memberikan buku pelajaran Aisawa yang tertinggal. Saat, membuka tasnya, buku pelajarannya tak tertinggal. Ternyata Ouji menuliskan materi-materi yang akan keluar saat remidi. Berkat buku itu, Aisawa lolos remidi matematika. Sebagai balasannya, ia memberikan tiket nonton Instan Ladder, band favorit Ouji. Ouji memilih mengajak Aisawa daripada pacarnya. Perjalanan pulang, mereka melewati taman Pohon Sakura yang kuncupnya mulai bermekaran. Perasaan Aisawa meluap. Mereka saling menyatakan cinta. Saat berciuman, Sanae melihatnya. Tapi, Sanae tak cemburu,karna dia hanya berpura-pura menjadi pacar Ouji.

Love Realize

Minori murid SMA kelas 1, pingsan dipangkuan cowok murid SMP,Tenma namanya. Ia ingat,ia  pingsan karna nolongin anak itu. Padahal dia ada jadwal kencan. Masih ada waktu buat dia kencan, tapi Kazuhiro, pacarnya taka da di tempat. Saat ditelpon, Kazuhiro menjawab lain kali. Suatu hari Tenma memberikan sebuket bunga tanda balas budi pada Minori di depan umum. Minori pun tak tau harus senang atau menangis. Saat itu Minori menangis sepuasnya. Lalu, Minori mengembalikan sapu tangan Tenma yang bermerk. Ibu Tenma menyuruh  Minori untuk main ke rumahnya. Minori disambut senang oleh ibu Tenma dan ditawari untuk jadi pacar Tenma. Hari libur, Tenma mengajak Minori jalan-jalan memilihkan kado untuk ulang tahun ibunya. Saat akan berpisah, Tenma menyatakan perasaannya. Namun, Minori menolaknya, karna dia sudah punya pacar. Suatu hari Minori ingin bertemu Tenma. Ia pergi ke tempat Tenma menyatakan perasaannya. Minori bertemu Kazuhiro dengan pacar barunya. Tenma melihat Kazuhiro langsung memukul pipi Kazuhiro yang telah menyakiti Minori dan berlari meninggalkan Kazuhiro dan pacar barunya di tempat umum. Setelah itu, Minori dan Tenma jadian.



- 0 komentar

Kurumi Miracle

Sinopsis: Kurumi hanya seseorang gadis lugu yang sangat menyukai teman sekelasnya,Naoki. Suatu hari, Kurumi menemukan gelang ajaib yang bisa mewujudkan semua keinginannya. Akankah ia gunakan gelang itu untuk mendapatkan cinta Naoki? Disaat bersamaan, muncul makhluk jahat yang ingin merebut gelang itu. Bagaimanakah nasib cinta dan masa depan Kurumi?

Komik yang ditulis Yagami Chitose ini, komik ke 3 yang aku ambil di Gramedia. Setelah melihat Best Seller, jadi tertarik banget buat ngebacanya. Magicnya aku juga mau tuh… ^^, di dalam komik ini gak cerita Kurumi aja. Ada cerita Lainnya…

Boy’s X love

Dikit cerita ya…

Kanna mempunyai idola yang terbentuk dalam boyband ASH,namanya Akira. Saat ASH tampil, tiba-tiba Akira jatuh dan Kanna mencoba menolongnya. Saat sadar dari benturan tadi, mereka sudah bertukar tubuh. Demi harus tampil professional dan menutupi rahasia ini, Kana yang bertubuh Akira berusaha keras latian dan terlihat seperti Akira yang aslinya. Saat Kanna tampil kejadian seperti sebelumnya terjadi. Mereka menyadari, bahwa mereka tida hanya saling benturan,tapi saat itu mereka berciuman. Sekarang, Kanna tak menjadi fans Akira lagi, tapi dia telah menjadi pacarnya Akira.

Handsome Gal

Hinachan gadis tomboy kelas 5 SD. Hobi main basket dan bisa berantem pula yang selalu membuat dirinya masuk dalam pemilihan cowok terkeren. Ia akan menyakinkan Yuki (teman main basketnya) bahwa dia bisa jadi cewek manis. Pulang sekolah, Hinachan melihat baju cewek yang imut banget. Pelayan toko yang sudah mengenal Hinachan mengajaknya meminum teh dan Hinachan minta diajarkan menjadi gadis manis. Hinachan sudah bisa menyakinkan Yuki bahwa dia bisa jadi cewek manis. Jadi, ia memilih untuk menjadi cewek ganteng kembali dan berterima kasih pada pelayan took itu serta meminta maaf pula. Ternyata, penjaga toko itu adalah seorang waria.

Jumat, 18 Mei 2012 - 0 komentar

Jogja, Patahkan Hatiku!


Anak Art-Is akan mengadakan study tour ke Jogja.
Moni lagi serius mandangin lukisan di Ruang Galeri bersama  Abel dan  Ifa. Bu Angel, dari pintu ruang Galeri memanggil Moni.
“Moni sini!!” Moni di tugasi untuk mengkoordinasi ke teman-teman Art Lukis tentang study tour. Bu Angel menoleh ke kantin, dilihatnya Bisma, lalu dianggil dengan merdunya.
“Bisma sini!!” Bisma berjalan mengarah ke Bu Angel,berhenti tepat di sisi kiri Moni.
 “Pak Asto hari ini gak masuk, tadi ibu dititipin kamu koordinasikan study tour ke anak musik. Abel dan ifa juga, masing-masing koordinasiin anak photography sama sastra ya?” Mereka menjawab anggukkan.
***
Moni dan Abel nginep di rumah Ifa. Di malam sebelum study tour, karna rumah Ifa yang paling deket dengan sekolahan.
Jam 11 malam,4 jam sebelum keberangkatan. 3 sahabat ini berbaring di beranda kamar Ifa, membayangkan rencana study tour yang mereka buat sendiri. Abel jadi membayangkan kisah Moni dan Bisma di Jogja nanti seperti apa.
“Gimana perasaanmu?” Tanya Abel.
“Perasaan apa?” Yang ngerasa menyaut.
“Moni pura-pura gak tau segala… sejauh apapun kamu ngelak dan sembunyiin  perasaanmu,kamu gak bisa nipu kita, karna kita bisa ngerasain apa yang kamu rasain.” Gaya Ifa yang sok dewasa mulai keluar lewat ubun-ubunnya.
“Udah lama kan kamu suka dia? 6 tahun tu gak lama lho!” Abel menekan perkataannya.
“Udah… jangan dibahas! Kasian Fanda nanti bisa tau dan marah sama aku.”
“Trus kamu nanti gimana? Mereka kan satu ekstra, bisa gampang buat pacaran.” Moni tak menjawab apa-apa.
4 jam dilalui ketiga sahabat itu tanpa bisa tidur, mereka menghabiskan waktu dengan melihat film. Sebelum berangkat, Moni meminta 4 buah roti tawar dan dia buat sandwich. Setelah nungguin sandwich buatan Moni dan ngehabisin mie instan mereka siap berangkat.
Sampai di sekolah baru mereka aja yang tiba. Tak lama Bu Angel datang, dari sepeda motornya, ia berteriak dan menyuruh ketiga sahabat itu naik duluan ke bis. Mereka memilih bis pertama dengan tempat duduk paling belakang. 15 menit nunggu, akhirnya perjalanan akan dimulai.
“Bu, Bisma belum naik!’ teriak Moni. Tio,Abel,dan Ifa serentak menoleh kearah Moni.
“Dimana dia?” Balas bu Angel. “Itu .. baru datang.” Menunjuk mobil yang baru parkir di depan bis.
“Bisma!! Sini!” teriak pak Asto dari pintu bis dan menyuruhnya segera mencari tempat. Bisma memilah kursi dan tempat duduknya berakhir di dekat Tio tepat di depan Moni.
Saat berdoa bersama… “kruucuk…kruucuk!!” Suara perut itu berdendang di tengah heningnya kekhusyukkan doa. Tio menahan tawanya. “Laper?!” Ledek Tio. “Hush!!” Bisma menekan perutnya.
“Jangan ditekan gitu, entar tambah sakit. Nih ada sandwich,sisa satu tadi. Makan aja buat ganjal perut.” Moni mengulurkan kotak makan. Bisma tak penuh menoleh dan menerima sekotak sandwich itu dengan senyum.
***
Pukul 6.15 pagi, semua tiba di pegunungan untuk sejenak istirahat dan sarapan di sana. Anak lukis diberi tugas membuat sketsa hitam putih pemandangan yang mereka liat. Anak photography pastinya ngambil objek.
Selesai ngeberesin tugasnya, Moni menghampiri Ifa yang udah mesenin Cappuccino ChoCho panas 3, mereka pergi duduk bersama.
“Suhunya makin dingin aja.” Moni mendekap tubuhnya.
“Kalo liat ini, tambah anget apa panas ya?” Ledek Abel mengulurkan kameranya. Sejenak Moni melihat foto yang diambil Abel.
“Pinjem dulu ya?” Meninggalkan kedua sahabatnya.
Moni pura-pura ngambil objek di deket Bisma dan Fanda yang lagi berduaan.
“Mau aku foto?” Tawar Moni.
“Um… boleh-boleh!” Fanda mengangguk.
Fanda menggandeng tangan Bisma,tapi ekspresi Bisma terlihat biasa saja. “Aku mau pergi!” Bisma nyeletuk meninggalkan Fanda dengan muka sebal.
Moni kembali berjalan meninggalkan Fanda sendiri.
***
Pukul 13.45 siang, semua murid tiba di penginapan Joglo Suweng. Semua bergegas masuk kamar buat istirahat. Ifa ngebet banget buat jalan-jalan lagi. Ketiga sahabat itu berencana pergi mengelilingi Kota Jogja.
Banyak delman yang udah parkir. Tinggal dipilih-dipilih!! Tio yang ngeliat 3 sahabat itu naik delman, jadi pengen ikutan.
“Geser donk!” Tio ngluyur naik.
“Wah!! Ada yang mau ngebayarin kita…” Seru Ifa
“Ok..Ok..” Tio menjawab pasrah. “Bawa handcame buat apa?” sambungnya.
“Buat dokumentasi kita liburan di Jogja.” Jawab Ifa.
Perjalanan mereka dimulai ngeliat Komunitas Anak Musik Jalanan, ke Alun-Alun, Foto bareng, makan es rujak, dan shopping baju. Perjalanan pulang,perut Abel gendangan.
“Abel!!” Teriak  Ifa.
 “Makan gudeg?” Serentak Abel dan Moni mengucap.
Di tengan makan bersama…
“Fanda udah jadian sama….” Moni tiba-tiba memotong omongan Tio.
“Selamat!!” Mengembangkan senyum lebarnya. Ifa dan Abel hanya diam, karna mereka tau senyum itu kecut.
Bisma ketiduran di taman nungguin Tio. “Kalian duluan aja ya? Aku bangunin Bisma dulu.” Pinta Tio. Tio melihat sebuah kertas di pegang erat Bisma.
***
Hampir satu jam Moni meneteskan air mata, tak bisa ia coba tidur. Moni berjalan menuju balkon  berhenti sejenak mendengar cengkrama Bisma dan Fanda yang belum tetidur pula.
Ifa terbangun, melihat Moni taka da di kasurnya. Abel pun ikut terbangun dan melihat bantal Moni basah.
“Fafa,.. udah malem, tidur sana!” Pinta Bisma.
“Iya Bibis.. bye! Have nice dream..” Fanda membalas dengan senyum manjanya.
Moni keluar dari persembunyiannya, ia kira Bisma juga ikut tidur. Ternyata ia duduk bersender di balkonnya.
“Hai Moni..” Sapa Bisma.
“Belum tidur?” Bersender di balkonnya.
“Gak bisa tidur. Kalo kamu?” Balik Tanya.
“Lagi sakit, jadi susah tidur.” Moni ngeles.
“Kamu masih suka aku?” Pertanyaan yang mendesak batin Moni.
“Hm.. udah enggak kok! (‘aku udah sayang ke kamu Bis’).” Moni menghela nafasnya. Menjawab spontan jika dia udah gak suka sama Bisma, karna dia memikirkan perasaan Fanda juga.
“Tadi kemana aja sama Tio?” Bisma mulai bertanya-tanya buat ngedapetin jawaban dari kecurigaannya.
“Cuma jalan-jalan, Tio aja tadi ngeluyur ikut.”
“Oh… Dengerin lagu buatanku ya?”
“Lagu buat siapa?”
“Inspirasi dari Fanda”
“Kaya’nya liriknya tentang cinta pertama ya? Bagus banget! Fanda udah denger?”
“Belum, kamu yang pertama denger lagu ini. Aku nyanyiin lagi ya?”
“Boleh.”
Perlahan Moni mulai tertidur. Bisma melihat raut wajah yang penuh harapan.  “Kalo kamu bisa ngelupain aku, tapi aku gak bisa ngelakuin itu.” Batin Bisma mendesis. Bisma ikut tertidur menemani Moni.
***
Moni bangun duluan, ia nge-BBM Tio buat bangunin Bisma yang tidur di balkon.
“Moni!! Sarapan yuk!” Ajak Ifa.
“Duluan aja, barangku belum beres.” Mengepack baju-bajunya.
Bisma lagi asyik makan berdua dengan Fanda di dekat kolam renang dan saling bercanda. Selesai makan, Bisma menghampiri Tio yang lagi main gitar di taman.
“Hei!!”  Bisma nyapa duluan.
“Yang lagi seneng suap-suapan sama Fanda!”
“Ah.. tau sendiri lah…”
“Moni?”
“Hush!! Jangan keras-keras!”
“Kenapa? Lo malu? Kalo lo gak mau ada salah paham sama temen-temen, lo jelasin status itu.” Tio menasehati Bisma, darahnya naik turun. Mulutnya berapi-api.  “Tuh… dia lagi sendiri.” Kepala Bisma menunduk, memikirkan apa yang harus dia katakan.
Bisma berlari mengejar lift yang hampir metutup. “Hm… Pagi!” Bisma menyapa dengan salah tingkahnya.
“Pagi juga.” Moni mulai ikut kesaltingan.
“Kamu, masih suka sama aku?” Pertanyaan semalam Bisma ulang kembali.
“Jawabanku masih sama kok!”
“Aku mau jelasin, aku suka sama kamu.”
Pintu lift terbuka, Moni buru-buru keluar. “kamu gak keluar?”
“Oh.. enggak, aku Cuma mau ngomong itu.”
“Oh.. duluan ya?”
Bisma berfikir, Moni gak ada respon apa-apa. Jawabannya semalampun benar dia yakini.
“Gimana?”
“Udah, dia gak ada respon.” Bisma memasang wajah lesu.
“Sorry nih.. tadi malem gue denger lo nyanyiin lagu ciptaan lo ke dia? Lagu itu bukan buat Fanda kan?”
“Dia bilang gak ada perasaan sama gue. Jadi, gue bilang buat Fanda.”
Sedangkan, Moni bingung dengan pernyataan Bisma. Ia harus senang ataukah menangis.
***
Pukul 9 pagi, tour di mulai lagi skaligus perjalanan pulang.
Tempat pertama, Pusat Batik. Fanda sama Bisma beli Batik Couple. Tempat kedua, Museum Van De Burg. Sandal Bisma putus,Moni minejmin sandal yang ia beli buat kakaknya. Terakhir, Malioboro. Moni Cuma nyari kue Mochi kesukaannya dan milih balik ke bis.
Moni kaget, Bisma udah duduk di bis.
“Kenapa kamu?” Moni memasang wajah sok cuek.
“Terkilir tadi.”
“Tunggu ya.. aku beliin minyak dulu.” Meninggalkan Bisma sendirian.
Bisma tak habis pikir, Moni yang udah gak suka sama dia masih perhatian dengannya, sedangkan Fanda malah membiarkan Bisma kesakitan sendiri di Bis dan memilih buat belanja. Tak lama, Moni datang.
Moni mengusapkan minyak pijat itu ke kaki Bisma sesambi memijatnya.
“Kamu masih baik aja sama aku…”
“Kan aku temenmu.”
“Kamu masih suka gak sih sama aku?”
“Enggak Bis, kenapa kamu nanyain itu? Inget kamu udah punya Fanda!!”
“Tapi, kalo aku bohongin perasaanku dan sampai saat ini aku masih sayang sama kamu, kamu bakal sayang sama aku?”
“Kakimu pasti udah mendingan.” Moni duduk di kursinya. Bersender dan menghela nafas.
“Kenapa kamu gak jawab?” Bisma mengharapkan jawaban Moni.
“Kenapa kamu bohongi perasaan itu?” Moni balik nanya.
“Karna kamu terlalu indah buatku. Kesempatan ini aku tak ingin sia-siakan, mencari waktu untuk berdua denganmu menyulitkanku.”
Sejenak mereka saling diam. “Dari dulu rasa sukaku udah berubah jadi sayang ke kamu.” Moni meneteskan airmata. Memejamkan matanya menahan sakit yang ia rasa.
Bisma menghampiri Moni. Mencium air matanya. Mereka saling memandang.
“Kenapa kamu milih pacaran sama Fanda?”
“Buat ngelupain kamu.”
“Kalo gitu… lupain aku, seriuslah dengan Fanda. Aku gak mau Fanda punya rasa sakit seperti ini karna kamu.”
Selama perjalanan pulang, mereka seperti orang yang asing.
Tio,Ifa,dan Abel dibuat pusing dengan sahabatnya itu. Membisu seribu kata. Memurungkan wajah mencoba tetap tegar.

‘Jogja hanyalah sebuah kota. Tempat dimana Moni dan Bisma di pertemukan dan mempunyai rasa sayang yang sama. Jogja, tempat Moni jatuh cinta,tempat ia patah hati. Jogja tempat yang membuat Moni membohongi perasaannya sendiri. Tapi, Jogja tak mampu menolong Moni mematahkan rasa sayangnya pada Bisma. Jogja mengungkapkan rasa sayang Bisma dan meninggalkan cinta.’
Kamis, 17 Mei 2012 - 0 komentar

Mengejar Sayap Berduri


Setapak jalan tak nampak
Menggelap dunia raga
Menyusur buta
Bertemu kumbang mawar
Merasakan mekarnya mawar
Pilihan mata tertutup
Waktu tak terus bergulir
Lambat semakin cepat
Setapak tak pernah habis
Langkah tak jua henti
Mata tak diam menerka
Mulut membisu ragu
Raga jatuh dalam bias air mata
Bertemu para bidadari menerbangkan jiwa
Sekejap jiwa jatuh
Mencoba melangkah bilapun terluka
Tubuh ini lemah tersanggup
Badai menghantam menerbangkan asa
Menerbangkan perasaan tuk harapan
Cahaya… menerangi setapak gulita
Kumbang itu…. Terbang menuju cahaya
Petikkan mawar menjadi tetes darah
Oleh: Tembayatul Muhibah
- 0 komentar

Mereka Musim


Akar terpuruk menjalar
Semakin menyerap perasaan
Tubuh kokoh pendukung batin
Hijau daun menggugurkan rasa
Angin mendesis duka
Biru cakrawala semakin lebat hitam
Turunlah air mata dunia
Sekoyak batin tak runtuh
Ada dan tiada memaku hampa merangsang terasa
Putih salju selembut hati yang kian membeku
Menggelitik dengkuran dingin
Matahari meluluhkannya
Sebelum bulanpun tiba
Melelehkan air mata
Melenyapkan goresan tawa
Panas membakar perasaan
Tak kembali inginkan
Burung kan berjalan hari ini
Mengitari dunia tanpa sayap
Menerjang  lautan
Menyentuh sakura
Oleh: Tembayatul Muhibah